twitter



Semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tubuh aktif dan cerdas. Biasanya pada usia 3 tahun anak-anak dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang besar dan juga dapat mudah sekali menyerap apa saja yang dipelajarinya. Belajar sambil bermain musik tentu membuat anak anda tidak merasa bosan dan terus ingin belajar.

Pengalaman bermusik yang menyenangkan pada masa ini akan membantu memperkaya sensabilitas dan mengembangkan kemampuan pendengaran anak-anak dalam suasana yang menyenangkan. Kemampuan dasar sensabilitas terhadap suara akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa seperti tempo, irama,harmoni dan lain-lain.
Pada masa ini kemampuan pendengaran anak akan berkembang dengan pesat, belajar sambil bermusik dapat mengembangkan kemampuan pendengaran anak-anak dalam suasana yang menyenangkan dan juga mengembangkan kemampuan untuk berimanjinasi yang bersal dari musik dan bunyi-bunyian. Kemampuan dasar sensabilitas terhadap suara akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa seperti irama, tempo dan harmoni.

Bernyanyi merupakan cara yang terjangkau untuk mengekspresikan perasaan sendiri melalui musik. Kemampuan dasar mengekspresikan diri dengan musik secara dinamik dan memperkaya jiwa melalui pengalaman bernyanyi berbagai jenis lagu seperti lagu-lagu yang menyenangkan, lagu yang menghubungkan orang tua dengan anak, dan juga lagu anak-anak yang sederhana.

Belajar merasakan irama juga dapat memperluas dunia musiknya dimasa depan, merasakan irama dimana pelajaran anak-anak mengekspresikan irama dengan berbagai style menggunakan tubuh dan precussion dapat mengembangkan sense irama anak-anak.
*Dari berbagai sumber


Di setiap sekolah biasanya ada kegiatan tambahan selain pelajaran yang diadakan di kelas yaitu kegiatan ekstra kurikuler (ekskul). Ekstra kurikuler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan eskul ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang diluar akademik. Manfaat kegiatan ini untuk wadah penyaluran hobi, minat, dan bakat para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan, kreativitas, sportivitas, dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan lebih baik bila mampu memberikan prestasi gemilang di luar sekolah sehingga dapat mengharumkan nama sekolah.

Walaupun secara akademis tidak masuk ke dalam nilai raport tapi kegunaannya jauh lebih bermanfat. Beberapa contoh kegiatan ektrakurikuler :
a. ektrakuriler olah raga : bola voli, sepak bola, basket, bulu tangkis, tennis, futsal
b. ektrakurikuler seni bela diri : karate, pencak silat, judo
c. ektrakurikuler seni musik : band, drumband, olah vokal, angklung, degung (gamelan)
d. ektrakurikuler tari dan peran : tarian tradisional, teater
e. ektrakurikuler lainnya : komputer, karya ilmiah remaja (KIR), Patroli Keamanan Sekolah (PKS) Palang Merah Remaja (PMR), IRMA (Ikatan Remaja Masjid), Paskibra, dan Pramuka.

Untuk memilih kegiatan ektrakurikuler pilihlah kegiatan yang paling diminati dan tidak membebani kegiatan sekolah (pelajaran) yang sudah cukup berat. Bisa juga kegiatan yang dapat menunjang pelajaran seperti bidang sains (kegiatan ilmiah). Juga carilah kegiatan eskul yang disesuaikan dengan keadaan fisik, kemampuan diri dan kesehatan anak/siswa. Dalam hal ini lebih baik bila seorang siswa hanya mengikuti 1 atau 2 kegiatan saja daripada banyak kegiatan yang pada akhirnya tidak dapat mengikuti semuanya dengan baik.

Kegiatan eskul adalah ajang pembentukan bakat dan ajang kreativitas anak. Malah eskul sekarang ada yang sudah difokuskan untuk menghasilkan siswa-siswa yang handal dan berprestasi dibidangnya bukan hanya pengisi waktu diluar jam sekolah. Bukan hal yang tak mungkin bila prestasi ini kelak menjadi pekerjaan dan karir di masa mendatang. Namun yang pasti untuk saat ini, salah satu upaya untuk mencegah anak terjerumus pada pergaulan yang tidak baik seperti narkoba dan perkelahian pelajar adalah dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti eskul.



*Dari berbagai sumber


By : Imas Fuji Koswara  "Felix Project"
 

        “1, 2, 3 dan 4….

Pramuka itu hemat cermat
Ambil korek pasanglah lilin
Pramuka selalu disiplin…”

            Sebait lagu tersebut mungkin sudah tidak asing bagi para anak pramuka ataupun aktivisnya. Bagaimana tidak, terkadang bagi sebagian orang awam pramuka itu identik dengan lagu-lagu, tepuk-tepukan, kemah dan lain sebagainya. Namun apa hanya sebatas itukah pramuka dimata masyarakat awam?
            Gerakan Pramuka adalah merupakan wadah/tempat pembinaan seorang pramuka untuk membentuk moral dan etika yang baik dalam mempersiapkan kehidupan sesungguhnya. Dalam pramuka, seseorang dapat belajar mengenai berbagai macam pengetahuan mengenaii pembangunan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah sangat menganjurkan pemberdayaan kepramukaan Nasional terus di tingkatkan.
            Tanggal 14 Agustus 2010 lalu, kita telah memperingati Hari Ulang Tahun Pramuka yang ke-50. Sebuah usia yang tak muda lagi dan disebut-sebut sebagai Tahun Keemasan bagii Gerakan Pramuka Nasional. Ada yang menarik dari pernyatan tersebut, mengingat dewasa ini semakin berkurangnya minat para generasi muda pada kepramukaan. Padahal jika diteliti,, pemupukan ahlak dan moral para generasi muda kurang lebih 68% nya adalah dari pendidikan kepramukaan.
            Tak ubahnya emas yang belum di olah, Gerakan Pramuka di Indonesia perlu dibina secara lebih intensif. Penataan system dirasa masih harus diperjelas lagi. Mengingat semakin merebaknya berbagai paradigma meleset mengenai pramuka. Penyalahgunaan tingkatan dalam pramuka sering menjadi pemicu pencorengan nama baik pramuka dimata khalayak. Hal itu menyebabkan semakin berkurangnya simpati masyarakat terhadap Gerakan Pramuka Nasional.
            Meninjau ulang dari sejarah yang kita ketahui, konon pramuka awalnya adalah salah satu cerita pengalaman seorang manusia yang hidup survival selama membantu para tentara perang yaitu Lord Baden Powel. Namun pada kenyataanya, apakah Gerakan Pramuka Indonesia sama dengan kepanduan yang ada di Eropa? Saya rasa tidak. Pramuka Indonesia lahir dengan menyimbolkan suatu kepribadian khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh kepanduan di Negara lain. Karena semua etika dan tradisi kepramukaan Indonesia jelas-jelas hanya mengacu kepada falsafah bangsa yaitu Pancasila.
            Pada dasarnya pendidikan kepanduan (kepramukaan) di Indonesia memang berasall dari luar. Namun lama kelamaan semua tradisi kepramukaan dasar dari luar melebur dan terjadi alkulturasi terhadap budaya nenek moyang kita. Sehingga sebagai anak pramuka sudah sepatutnyalah kita menyatakan bahwa Pramuka Indonesia tidak lahir dari Mancanegara, namun merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila dan telah menjadi kepribadian bangsa Indonesia.
            Jika di survey secara sempit, ada satu hal yang paling menonjol dari Gerakan Pramuka Nasional kita yaitu adab dan kemoralan. Pramuka merupakan salah satu factor pembentuk kepribadian yang telah terbukti pengaruhnya sehingga dapat dikatakan bahwa Pramuka Indonesia itu satu dan hanya untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Didukung pula dalam suatu dasar hukum Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 (Pasal 349 Ayat 30). mengenai anjuran pendidikan kepramukaan diitensifkan. Sehingga Pemerintah telah meningkatkan pembentukan moral generasi muda melalui program Gerakan Pramuka. Saya rasa ini salah satu wujud keterikatan antara hal yang sudah melekat pada nurani bangsa.
Kesimpulannya, Pramuka Inonesia bersifat tunggal dan tidak ada yang menyerupaii atau meniru kepramukaan Negara lain, karena pada hakikatnya semua kode kehormatan baik berupa janji maupun ketentuan moral merupakan alat untuk meningkatkan pembentukan kepribadian yang lebih arif, terpuji dan sesuai dengan falsafah hidup bangsa. Untuk itu marii kita wujudkan generasi siswa yang unggul dalam upaya menyambut kehidupan mutlak.

Recent Comments